"Di Amerika kita sudah tidak kenal yang namanya BUMN tapi di China, atau di beberapa negara yang mix seperti Singapura, Malaysia, masih ada. Tapi modelnya kita lebih mirip sama China," kata dia.
Baca juga: DPR Panggil Bos-Bos BUMN Karya Bahas Utang Pemerintah
Menurut dia, bila BUMN dihilangkan pada saat ini atau beberapa tahun ke depan itu masih belum bisa, karena dirinya melihat urusan bisnis dan pembangunan negara belum bisa sepenuhnya diserahkan kepada pihak swasta.
“Karena mungkin memang daya belinya sudah tinggi, jadi tidak perlu lagi subsidi listrik, pupuk, dan lain-lain Tapi karena daya beli di Indonesia masih rendah, keberadaan BUMN ini lebih impactfull. Karena tidak mungkin lah suruh swasta untuk melakukan penugasan yang tidak ada kekuatan bisnisnya di awal. Penugasan ini yang jadi kekuatan BUMN," ucap mantan Bos Inter Milan tersebut.
(Dani Jumadil Akhir)