CILACAP – Pemulihan ekonomi di era kenormalan mulai terlihat. Hal ini dirasakan pelaku UKM yang memproduksi emping jagung di Cilacap, Jawa Tengah. Sempat berhenti produksi selama tiga bulan akibat corona, produksi emping jagung milik usaha kelompok tani yang membantu perekonomian warga desa ini aktif kembali
Pada masa pandemi covid-19, salah satu usaha kecil menengah yang terdampak adalah industri rumahan yang membuat makanan ringan berbahan jagung. Usaha kecil yang di kelola kelompok tani gayam sari Desa Brebeg, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah ini mengembangkan produksi makanan ringan berupa emping jagung.
Baca Juga: Perhatikan Hal Ini Sebelum Jalin Mitra dengan Koperasi
Memanfaatkan bahan baku jagung yang melimpah, kelompok tani ini mampu membuat inovasi olahan jagung yang memiliki nilai tambah ekonomis. Namun pandemi covid-19 telah membuat usaha kecil ini harus mengalami dampaknya akibat tak adanya permintaan emping jagung di pasaran.
Bahkan, selama tiga bulan pandemi covid-19 usaha kecil ini tutup untuk menghindari kerugian. Meski hanya produksi rumahan, usaha pengolahan hasil jagung ini mampu membantu perekonomian warga bekerja di dalamnya.
Kini memasuki tatanan kehidupan baru atau new normal, usaha bersama kelompok tani gayam sari ini kembali berproduksi. Meski permintaan akan emping jagung tidak sebesar sebelum pandemi corona.
Baca Juga: Pemilihan Platform Digital dan Lembaga Pelatihan Kartu Prakerja Tak Wajib Lewat Tender
Ketua kelompok tani Gayam Sari Purwanto mengatakan, untuk sekali produksi saat ini dalam sehari hanya bisa menghasilkan 5-6 kg emping jagung. Mereka berharap agar pemerintah membantu memasarkan makanan ringan ini agar usaha kecil ini mampu bertahan dan bersaing di pasaran.
Proses pembuatan emping jagung dibutuhkan waktu yang panjang, mulai dari memasak jagung, menghancurkan jagung hingga penjemuran yang membutuhkan waktu selama dua hari. Emping jagung yang telah dikemas dijual Rp4.000 rupiah dalam kemasan 100 gram.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)