JAKARTA - Debenhams akan dijual dan masuk ke penawaran terakhir. Penjualan perusahaan ritel tersebut merupakan upaya terakhir untuk mencegah jatuh ke likuidasi.
Melansir The Guardian, Jakarta, Rabu (29/7/2020), ritel yang berusia 242 tahun tersebut telah menunjuk bank investasi Lazard untuk mengawasi proses penjualan. Hal ini diharapkan dapat mengamankan pembelian sebelum akhir September.
Baca juga: Mengintip 10 Supermarket Kelas Kakap Dunia, Ada yang Berdiri Sejak 1929
Debenhams telah mengalami kesulitan sejak bulan April, bahkan telah dipanggil oleh administrator sebanyak dua kali dalam setahun. Perusahaan restrukturisasi FRP Advisory bekerja bersama manajemennya menjadi administrasinya.
Debenhams telah telah menutup 18 toko, dengan kehilangan lebih dari 1.000 pekerjaan di toko-toko dan di kantor pusat di London. Setelah negosiasi sewa dengan tuan tanah, 124 toko masih diperdagangkan.
Baca juga: Rugi Besar, Zara Pilih Jualan Online
Mereka dibuka kembali pada 15 Juni setelah pemerintah mengizinkan pengecer yang bukan prioritas untuk membuka lagi setelah kuncian Covid-19. "Sekarang Debenhams memiliki 124 toko di Inggris terbuka dan diperdagangkan di depan ekspektasi, para administrator Debenhams Retail Ltd telah memulai proses untuk menilai cara-cara bisnis keluar dari administrasi protektifnya," kata perusahaan itu.