JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 tak hanya menimbulkan krisis kesehatan, melainkan juga krisis ekonomi. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami minus 5,32% pada kuartal II 2020 dan dalam bayang-bayang resesi. Hal itu pun diprediksi sejumlah kalangan akan berlanjut hingga tahun 2021.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai perekonomian Indonesia akan kembali membaik pada periode 2022-2023. Hal itu melihat program penanganan Covid-19 dan pemberian stimulus yang digagas pemerintah belum terserap maksimal.
“2022-2023 perekonomian diproyeksi kembali positif,” kata Bhima saat dihubungi Okezone, Jumat (14/8/2020).
Baca Juga: Waspada! Ekonomi Indonesia 2021 Bisa Minus Lagi jika...
Dia menyebut, stimulus yang paling efektif dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia, yaitu mendorong UMKM untuk pindah ke ekosistem digital. Saat ini baru 13% UMKM yang masuk ke platform. Artinya sisanya umkm hanya berjualan secara konvensional.
“Stimulusnya lewat pemberian subsidi internet gratis, insentif dan pendampingan bagi UMKM yang masuk ke ekosistem digital,” kata dia.
Baca Juga: Jokowi: Ibarat Komputer, Perekonomian Semua Negara Sedang Hang
Selain itu, lanjut dia, strategi lainnya dengan mengucurkan belanja pemerintah secara ekstrem. Di mana pada kuartal-II secara year on year belanja pemerintah turun sebesar 6,9%.
“Tentu ini tidak wajar. Idealnya belanja pemerintah yang jadi motor pertumbuhan dengan percepatan realisasi dan pengisian DIPA,” ujarnya.