“Dan akhir-akhir ini pandemi tidak menyusut malah bertambah mengakibatkan kami semakin terpuruk terjadi PHK di bidang angkutan wisata," kata Yuli.
Dengan minimnya jumlah armada yang beroperasi, lanjut Yuli, para operator angkutan pariwisata terancam gagal bayar cicilan kendaraan. Karena itu, pihaknya memohon kepada pemerintah untuk mengeluarkan perpanjangan kebijakan relaksasi cicilan kendaraan.
“Kalau kemarin mendapatkan relaksasi penangguhan pembayaran cicilan selama 6 bulan dari Maret hingga September dan Oktober. Ini mudah-mudahan bisa menyuarakan kepada pemerintah lagi. Kami menginginkan stimulus sama dengan angkutan lainnya," kata Yuli. (feb)
(Rani Hardjanti)