JAKARTA - Sektor transportasi darat menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi virus corona. Meskipun begitu, angkutan darat seperti bus seperti dianak tirikan oleh pemerintah dibandingkan angkutan lainya seperti pesawat.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, bus menjadi salah satu darah untuk sektor transportasi darat. Oleh karena itu, bus Antarkota Antarprovinsi (AKAP) pariwisata butuh dikampanyekan untuk kembali bergairah.
Baca Juga: Terpukul Pandemi Covid-19, Penumpang Bus AKAP Baru 30%
"Kami juga butuh dikampanyekan bus aman dan nyaman di masa new normal. Justru urat nadi itu ada di jalan raya di mana angkutan bus menjadi darahnya," ujarnya dalam sebuah diskusi, Minggu (16/8/2020).
Menurutnya, angkutan bus juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam operasinya. Namun sayangnya di lapangan bus seringkali menerima tindakan diskriminatif.
Sebagai salah satu contohnya, penumpang bus AKAP dengan jurusan Jakarta-Yogakarta sudah tiba di daerah Wates malah dilarang masuk dan diperiksa macam-macam. Padahal sebelumnya tidak ada pemeriksaan apapun yang dilakukan petugas.
Baca Juga: Operasional Angkutan Barang Dibatasi Selama HUT RI
Justru sebaliknya, banyak kendaraan pribadi bisa masuk kemana-mana tanpa ada pemeriksaan apapun. Hal ini lah yang membuat penumpang bus enggan naik kendaraan ini dan memilih menggunanan transportasi pribadi ataupun angktan ilegal dengan plat hitam
"Pemerintah harus tegas. Jangan main petak umpet. Kalau ada kasus dibilang kewenangan daerahlah, Kemendagri bilang tidak, polisi sebagai penegak hukum harus bertindak tegas dan adil," pungkas Kurnia.