BANYUMAS – Pandemi virus corona bukan alasan untuk berhenti berbisnis atau usaha. Sebab dari pandemi, usaha yang dijalankan bisa menghasilkan keuntungan yang lebih.
Seorang Pengusaha Kripik Sale Pisang Sarman berhasil ke luar dari tekanan pandemi. Dirinya memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan permintaan produk dan menjalin komunikasi dengan pelanggan.
Langkah ini pun dijadikan sebagai strategi pemasaran di tengah pandemi yang masih meluas.
Baca Juga: Laris Manis, Bubur Bakar Perpaduan Jawa dan China Ini Habis Terjual dalam 3 Jam
"Awalnya memang (Covid-19) cukup berpengaruh terhadap hasil produksi dan pemasarannya, hal itu kaitannya dengan peraturan pemerintah saat pencegahan Covid-19. Bahkan sempat tutup selama tiga hari. Namun sejak Mei hingga sekarang tidak terpengaruh sama sekali bahkan pesanan dari berbagai kota seperti Pemalang, Tegal, Jakarta, bahkan hingga luar Jawa permintaan selalu meningkat," tutur warga asli Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dikutip dari iNews, Selasa (1/9/2020).
Sarman yang merupakan Kepala Desa Randegan Wangon pun berinisiatif menjadikan usaha kripiknya sebagai pemberdayaan untuk warga setempat sehingga bisa mengurangi pengangguran di desa tersebut.
Baca Juga: Transformasi Ekonomi, Menko Luhut: UMKM Jangan Hanya Jual Makanan dan Pakaian Saja
Sarman juga mengajak ibu-ibu yang berasal dari warga sekitar berjumlah 15 orang untuk membantu memproduksi pisang sale. Dimulai dari jam 08.00 hingga pukul 16.00, dirinya mengajarkan proses pembuatan keripik pisang sale dari penyiapan pisang, dikupas, pemotongan, menggoreng hingga membungkus.
Sebagai informasi, Sarman mulai memproduksi pisang sale sejak 2007 dengan modal Rp25.000. Di mana harga untuk satu pisang masih dibanderol Rp300 per tandan. Saat ini, dirinya berhasil mengantongi omzet hingga Rp4 juta per harinya.
(Feby Novalius)