JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) sedang membahas Holding Aviasi atau penerbangan. Dalam pembahasan tersebut, sektor pariwisata dilibatkan karena diyakini mampu memberikan nilai ekonomi bagi anggota holding serta memaksimalkan potensi wisata Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, holding aviasi dan pariwisata akan menjadi instrumen pemerintah untuk dapat memulihkan industri penerbangan dan patiwisata.
Baca Juga: Holding BUMN, Erick Thohir: Bukan Kita Mau Monopoli
"Holding aviasi menjadi langkah tepat. Ini tidak hanya untuk meningkatkan value (nilai ekonomi) di anggota Holding, tapi juga memaksimalkan potensi Indonesia,” ujar Faik dalam Webinar, dikutip pada Selasa (22/9/2020).
Indonesia memiliki potensi yang dapat menguntungkan sektor penerbangan dan pariwisata. Hal itu seiring dengan letak geografis negara berlanbang Garuda yang berada di antara Benua Australia dan Pasifik.
Oleh karenanya, Holding Aviasi mampu menjadikan Indonesia sebagai super hub penerbangan internasional.
Baca Juga: Dongkrak Ekonomi, Bansos dan Program Stimulus Masih Dibutuhkan
“Saya kira ini memerlukan potensi transportasi udara lebih kuat dan ini berpotensi membuat adanya rute penerbangan yang banyak dan luas,” jelas Faik.
Tak hanya itu, dia juga menyoroti Indonesia sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh keindahan alam dan pariwisata yang membuat Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Hal ini, lanjut dia, dapat menjadi modal dasar bagi pemerintah untuk mendorong sektor penerbangan dan pariwisata.
Hal itu, tak ayal bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperbaiki sektor pariwisata dan penerbangan, satu di antaranya dengan membuka kemungkinan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata.