Harga Minyak Anjlok Hampir 3% karena Produksinya Kembali Berjalan

Fadel Prayoga, Jurnalis
Selasa 13 Oktober 2020 07:47 WIB
Minyak Mentah (Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Harga minyak turun sekitar 3% pada hari Senin karena force majeure di ladang minyak terbesar Libya dicabut. Selain itu, pemogokan Norwegia yang mempengaruhi produksi dan produsen AS mulai memulihkan produksi setelah Badai Delta turut menjatuhkan harga minyak.

Minyak mentah Brent turun USD1,21, atau 2,8% menjadi USD41,64 per barel. West Texas Intermediate turun 2,88% atau USD1,17, menjadi menetap di USD39,43 per barel.

 Baca juga: Harga Minyak Anjlok Usah Pekerja Kilang di Norwegia Batal Mogok

"Pembaharuan produksi pasca badai di Teluk Meksiko, yang jelas dimulai kembali pada akhir pekan di ladang minyak terbesar Libya dan kekuatan hari ini dalam dolar AS meningkatkan kemungkinan penurunan WTI kembali ke posisi terendah awal Oktober," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch dan Associates melansir CNBC.com, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Delta Badai, yang menimbulkan pukulan terbesar dalam 15 tahun terhadap produksi energi di Teluk Meksiko AS pekan lalu. Hal ini dikarenakan diturunkan menjadi siklon pasca-tropis pada akhir pekan.

 Baca juga: Harga Minyak Anjlok karena Kelebihan Pasokan

Para pekerja kembali ke platform produksi pada hari Minggu dan perusahaan minyak Perancis Total memulai kembali kilang minyak Port Arthur 225.500 barel per hari di Texas.

Harga bulan depan untuk kedua kontrak naik lebih dari 9% minggu lalu dalam kenaikan mingguan terbesar untuk Brent sejak Juni. Tetapi keduanya jatuh pada hari Jumat setelah perusahaan minyak Norwegia mencapai kesepakatan dengan pejabat serikat pekerja untuk mengakhiri pemogokan yang mengancam akan memangkas produksi minyak dan gas negara itu hampir 25%.

Produksi di Libya, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), diperkirakan akan naik menjadi 355.000 barel per hari (bph) setelah keadaan kahar di ladang minyak Sharara dicabut pada hari Minggu.

Harga juga tertekan oleh lonjakan kasus COVID-19 baru, yang telah meningkatkan momok penguncian lebih banyak yang dapat mengurangi permintaan minyak.

Infeksi mencapai rekor tertinggi di Midwest AS. Di Eropa, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan langkah-langkah penguncian virus korona baru dan Italia sedang mempersiapkan pembatasan nasional baru.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya