Dalam membuatnya, Jaza dan tim membuat campuran sejumlah bahan sediaan dengan bahan alami tersebut. Selanjutnya, cairan kembali dicampur dengan kertas mudah larut. Tunggu sampai kering dan kertas dipotong sehingga membentuk helaian yang kecil.
Dengan memanfaatkan bahan kertas mudah larut, sabun akan langsung hilang ketika cuci tangan. Maka, sabun sekali pakai ini tentunya mendukung program nol sampah.
Selain itu, sabun kreasi Jaza dan kawan-kawan juga memiliki keunggulan karena menggunakan zat antimikroba dari bahan alami. Hal ini tentunya dapat mendukung nilai jual dan nilai guna dari keankeragaman hayati Indonesia.
“Biasanya zat antimikroba pada sabun menggunakan bahan kimia, kami mengangkatnya dari zat antimikroba alami,” kata Jaza.
Kreasi sabun kertas ini diberi nama “Copas”. Nama ini merupakan akronim dari Cocos nusifera atau nama latin buah kelapa dengan Erythrina lithosperma atau nama latin dari daun dadap dan soap (sabun).
(Kurniasih Miftakhul Jannah)