3. Pemerintah Diminta Siapkan Skenario
Surplusnya neraca dagang Indonesia selama lima bulan berturut-turut bukan berarti hal yang menggembirakan. Pemerintah harus segera menyiapkan skenario terburuk.
Seperti misalnya stimulus untuk menunjang ekspor termasuk untuk UMKM, pencarian pasar-pasar alternatif serta perbaikan daya beli masyarakat mendesak untuk dipercepat. Semakin lambat respon Pemerintah, dengan data penerima stimulus yang akurasinya rendah maka situasi ekonomi akan memburuk
Sebab surplus yang terus berlanjut mengindikasikan kinerja ekspor masih alami tekanan sejak awal pandemi. Permintaan di negara tujuan utama seperti kawasan ASEAN alami penurunan -13,5% dan Uni Eropa mengalami kontraksi -11,9% yoy sepanjang periode Januari-September 2020.
Di sisi impor yang perlu menjadi perhatian adalah penurunan impor barang konsumsi baik secara bulanan sebesar -6,12% maupun secara kumulatif dari Januari-september 2020 sebesar -9,36%. Penyebab utama menurunnya impor barang konsumsi karena masyarakat kelas menengah ke atas cenderung menunda belanja dan memperbanyak simpanan. Sementara meningkatnya angka PHK akibat pandemi membuat daya beli kelas pekerja semakin turun.
Hal ini juga dipengaruhi oleh belum efektifnya stimulus PEN dalam memicu perbaikan daya beli masyarakat. Penanganan pandemi yang kurang optimal juga membuat keyakinan masyarakat untuk berbelanja masih rendah.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)