Tanda-Tanda Suku Bunga BI Dipertahankan di Level 4%

Rina Anggraeni, Jurnalis
Kamis 19 November 2020 11:28 WIB
BI Umumkan Hasil RDG. (Foto: Okezone.com)
Share :

 JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RD) hari ini. Salah satu yang akan disampaikan mengenai suku bunga acuan BI.

Menurut Ekonom Indef Bhima Yudistira, BI akan mempertahankan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) di level 4%. BI menahan bunga acuan terletak pada penguatan kurs Rupiah akibat terpilihnya Joe Biden dalam Pilpres AS dan progress dari vaksin Pfizer dan Moderna yang cukup menggerakan sentimen positif di pasar keuangan.

Baca Juga: BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan

"Dalam kondisi ini BI lebih mementingkan stabilitas nilai tukar Rupiah tanpa melakukan perubahan bunga acuan," kata Bhima, di Jakarta, Kamis (19/11/2020).

Sementara itu, BI harus lebih perhatikan adalah transmisi bunga acuan BI ke penurunan suku bunga kredit masih berjalan lambat. Jadi BI juga disarankan tidak hanya melihat kurs dan inflasi, tapi bagaimana agar bunga kredit bisa lebih murah bagi dunia usaha.

Baca Juga: Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan 4%

"Di poin ini penurunan bunga acuan tetap dibutuhkan," katanya

Dihubungi terpisah, Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan inflasi yang rendah dan nilai tukar Rupiah stabil membuat BI akan tetap menahan suku bunga

"BI perlu memberikan waktu kepada perbankan untuk meresponse terlebih dahulu suku bunga acuan yang sudah turun sepanjang tahun ini," jelasnya.

Sementara itu, Ekonom Josua Pardede mengatakan tertahannya suku bunga acuan BI didukung oleh kondisi keseimbangan eskternal yang tetap terjaga sedemikian sehingga mendorong stabilnya rupiah serta rendahnya tingkat inflasi yang masih mengindikasikan lemahnya permintaan domestik.

 " Surplus neraca perdagangan bulan Oktober yang tercatat tinggi sekitar USS3,61miliar, mengindikasikan kebutuhan impor terutama impor bahan baku masih cenderung rendah mempertimbangkan kondisi kapasitas produksi yang belum pulih sejak pandemi Covid-19," kata Josua.

Hal tersebut terindikasi dari aktivitas manufaktur Indonesia bulan Oktober yang masih tercatat dalam fase kontraktif (<50). Volume impor non-migas pada bulan Oktober tercatat turun 5,9% month of month (mom).

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya