3. Koneksi
Panagakos mengatakan, setiap orang yang diajaknya bicara kalau jaringan adalah bagian yang sangat penting. Walaupun terdengar tidak wajar, jaringan adalah bagian kecil dari proses ini.
"Anda perlu membantu orang dan mereka perlu membantu Anda," catat Panagakos.
Kemudian, Paula Kurtzman, seorang pelatih karir menuturkan, terdapat sumber daya tertentu yang dapat digunakan para fresh graduate untuk mencari pengalaman kerja., seperti keluarga, kerabat, atau mantan pimpinan.
Hendler Grunt berpendapat juga bahwa seorang fresh graduate juga bisa menghubungi alumninya untuk mendapatkan pekerjaan. Setelah mendapatkan koneksi tersebut, segera mintalah wawancara informasional. Jangan mengucapkannya sebagai "Saya ingin pekerjaan di perusahaan Anda". Sebaliknya, beritahu mereka, "Saya tertarik untuk mendengar tentang hal-hal yang Anda lakukan."
4. Persiapkan Wawancara
Persiapkanlah wawancara kerja yang akan dilakukan dengan seolah-olah akan langsung bekerja esok harinya. Cara ini sangat berpengaruh ketika wawancara kerja benar-benar dilakukan.
Selain itu, lakukanlah riset pada perusahaan yang dituju. Biasanya ketika interview berlangsung, pelamar akan diuji pengetahuannya tentang perusahaan yang ia pilih. Namun, sekarang banyak perusahaan yang tidak melakukan interview secara langsung. Para pelamar harus menguasai cara penggunaan aplikasi pertemuan virtual supaya bisa melakukan wawancara dengan lancar.
Demikian pula, pelamar dapat mempersiapkan poin pembicaraan "masalah, tindakan, hasil", seperti yang disarankan Kurtzman. Para perekrut ingin mengetahui bagaimana si pelamar menangani berbagai situasi. Jadi, Kurtzman menyarankan untuk memiliki beberapa contoh dari berbagai masalah yang ditemui, tindakan yang diambil untuk menyelesaikannya, dan hasil yang dicapai.
5. Sabar dan Optimis
Hendler Grunt menjelaskan, kemungkinan para pelamar akan merasa putus asa ketika melakukan seluruh proses pencarian dan perekrutan pekerjaan dan itu hal yang wajar. Kesabaran dan kegigihan perlu dimiliki agar rasa percaya diri akan timbul dalam diri.
Lalu, Kurtzman juga menyarankan untuk melakukan setiap pencatatan setiap aktivitas yang dilakukan. Dengan begitu, proses untuk mengevaluasi kegiatan bagi para pelamar akan mudah dilakukan. Dari hasil tersebut pula bisa dijadikan bahan pelajaran dan pembuatan strategi baru jika hasil yang diinginkan tidak tercapai.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)