Wakil Ketua Harian I Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, kegiatan kompetisi tudung saji sejalan dengan tujuan dibentuknya Dekranas yaitu mengembangkan kerajinan nasional, dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerajinan bagi kehidupan sehari hari warga negara Indonesia serta melestarikan kebudayaan asli tanpa mengabaikan penggunaan penemuan dan teknologi baru dalam rangka mengembangkan identitas budaya bangsa kita.
"Kita memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil / perajin dan seniman dengan mendorong semangat kewirausahaan mereka salah satunya melalui kegiatan kompetisi tudung saji ini," imbuhnya.
Tudung saji merupakan warisan budaya turun temurun dari nenek moyang yang memiliki nilai historis dan filosofis tinggi. Tudung saji, terdiri dari dua kata, yaitu Tudung dan Saji. Tudung berarti penutup dan Saji berarti sajian atau hidangan. Tudung saji merupakan penutup makanan yang dianyam dari daun pandan hutan (berduri) yang sering dipakai oleh sebagai penutup dulang tempat makanan yang dihidangkan kepada para tamu atau majelis untuk melindungi makanan dari lalat dan sebagainya.
"Filosofi tudung saji adalah memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga Tudung saji merepresentasikan perlindungan terhadap nilai-nilai budaya kita yang dituangkan dalam bentuk produk-produk kerajinan. Untuk itulah kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi kepada para pengrajin Indonesia sebagai penjaga warisan budaya nenek moyang kita,” tambah Loemongga.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)