8 Refleksi Buruh di Tahun 2020

Fadel Prayoga, Jurnalis
Minggu 20 Desember 2020 21:54 WIB
Refleksi Buruh 2020. (Foto: Okezone.com)
Share :

6. Kian Massifnya Eksploitasi Buruh Perkebunan

Dampak wabah Covid-19 tanpa bisa dibendung telah meluas ke berbagai sector industri, termasuk sawit. Eskpor CPO dari Indonesia ke beberapa Negara seperti China, India, Uni Eropa telah mengalami penurunan signifikan. Hal ini dikarenakan negara–Negara importir sawit masih dalam situasi karantina.

Menurunnya permintaan sawit berakibat pada melambatnya ekonom global yang mengancam buruh, terutama di sector hulu. Ancaman tersebut muncul dalam bentuk efisiensi, di mana buruh sawit banyak terPHK, pengurangan upah dan tidak dibayarkannya THR.

7. Buruh di Sektor Pekerjaan yang Diinformalkan dan PRT Makin Terpinggirkan

Ketidakpastian kerja membuat buruh dengan usia yang tidak lagi muda terdesak ke sektor informal dengan kondisi kerja yang jauh lebih buruk. Mayoritas buruh yang ter-PHK di masa pandemic terpaksa bekerja di sector pekerjaan yang diinformalkan.

Sistem pengupahan berdasarkan satuan hasil dan satuan waktu membuat pengurangan upah semakin mungkin terjadi di sector pekerjaan yang diinformalkan. Sementara, ketiadaan perlindungan hukum bagi buruh dipekerjaan yang diinformalkan semakin menutup ruang bagi mereka untuk menegosiasikan hak.

8. Pandemi Memiskinkan Buruh Perempuan Secara Sistematis

Sistem ekonomi politik kapitalisme yang berwatak patriarkal, tidak pernah menghargai perempuan sebagai pekerja sehingga mengabaikan kerja perempuan yang berkontribusi besar pada laju perekonomian dunia. Kerja di area produksi social atau kerja perawatan di area domestic telah menjadi tumpuan bagi kerja produksi yang memunculkan nilai lebih dan memberikan profit berlimpah bagi pemilik modal.

Diabaikannya kerja reproduksiperempuan berimbas pada pengabaian kesehatan reproduksi perempuan. Kapitalisme melihat produktivitas tenaga kerja dalam kacamata patriarkal sehingga proses reproduksi seksual pada buruh perempuan sering kali dianggap sebagai hambatan produktifitas.

Hal ini secara sistematis diterapkan dalam proses produksi yang kerap tidak memperhitungkan kesehatan reproduksi perempuan yang membutuhkan fasilitas khusus, baik dalam masa haid, hamil, melahirkan maupun menyusui. Sistem kerja berdasarkan target merupakan contoh paling konkrit pengabaian kesehatan reproduksi perempuan, di mana target ditempatkan di atas segalanya hingga buruh dilarang ke toilet sebelum target yang tak masuk akal itu tercapai.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya