JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) memastikan vaksin Sinovac yang digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia merupakan jenis in activated virus atau virus yang dimatikan. In activated virus merupakan cara umum yang biasa digunakan dalam pembuatan vaksin.
Sementara itu, satu dus atau kemasan vaksin terdapat 40 vial atau dosis. Sekretaris Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, vaksin akan diambil menggunakan jarum suntik pada saat proses vaksinasi dilakukan.
Baca Juga: Wamen BUMN ke Bio Farma Jelang Vaksinasi Covid-19
"Nanti yang 3 juta (vaksin) yang sudah datang menggunakan vial. Satu vial isinya satu dosis kalau itu dalam series. Kalau ini (yang akan disuntikan) dalam vial, nanti akan diambil pakai jarum suntik dan akan disuntikan. Satu dus isinya ada sekitar 40 vial atau dosis," ujar bambang saat dihubungi, Jakarta, Senin (4/1/2021).
Kandungan vaksin Covid-19 dari Sinovac lainnya adalah aluminium hidroksida sebagai adjuvant untuk meningkatkan kemampuan vaksin, kemudian larutan fosfat sebagai penstabil dan larutan garam atau natrium klorida (NaCL) sebagai isotonis.
Baca Juga: Sah, Bio Farma Kantong Izin CPOB Produksi Vaksin Covid-19
"NaCL sebagai isotonis untuk memberikan kenyamanan dalam penyuntikan, larutan garam tentu memenuhi standar pharmaceutical. Vaksin ini diproduksi tidak menggunakan pengawet. Dan tidak mendung bahan lain kayak boraks formalin dan merkuri. Ini sudah diuji di bawah pengawasan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," katanya.
Vaksin Sinovac sendiri mulai didistribusikan ke 34 Provinsi di Indonesia sejak Minggu (3/1/2021) kemarin. Adapun pendistribusian melalui jalur darat dan udara.
Dalam proses pendistribusian dipastikan aman. Vaksin diamankan dengan envirotainer. Di mana, envirotainer memiliki cool room dengan suhu 2-8 derajat celcius.