Kabar Baik, Indeks Manufaktur RI Bergeliat

Ferdi Rantung, Jurnalis
Senin 04 Januari 2021 14:56 WIB
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Industri manufaktur Indonesia mulai menunjukan perbaikan. Aktivitas industri manufaktur di tanah air menunjukkan kinerja yang gemilang pada bulan terakhir tahun 2020.

Meskipun masih di tengah tekanan berat akibat pandemi Covid-19, geliat industri manufaktur di dalam negeri terus berupaya bangkit menembus fase ekspansif. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Desember 2020 yang tercatat di level 51,3 atau naik dibanding capaian bulan sebelumnya yang berada di posisi 50,6. Peningkatan indeks ini didukung adanya pertumbuhan pesanan baru, yang mengacu ekspansi solid pada output. Kenaikan ini merupakan tercepat kedua dalam sejarah survei selama hampir sepuluh tahun.

Baca Juga: Menperin Sebut Industri Manufaktur Bakal Tumbuh Positif di 2021

“Ini capaian yang luar biasa, saya berterima kasih kepada para pelaku industri yang tetap berusaha semaksimal mungkin mengoptimalkan sumber daya yang ada di tengah keterbatasan yang ada. Hal ini juga menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan Kementerian Perindustrian mampu mendorong hal ini,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (4/1/2021)

Menperin menegaskan, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk bisa memasuki tahap pemulihan ekonomi. “Pemerintah optimistis seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang telah dilakukan mampu memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi yang ada ke depan," ujarnya.

 

Apa saja indikator menuju pemulihan di 2021? Ini bisa terlihat dari perjalanan perekonomian nasional selama 2020. Perekonomian Indonesia pernah mengalami titik terendahnya atau rock bottom di triwulan II/2020, terutama ketika pertama kali negara ini dinyatakan mengalami serangan wabah pandemi.

Namun, pada triwulan III/2020 mulai mengalami perbaikan meski masih kontraksi di -3,4 persen (yoy). “Kondisi ini masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara lain, seperti Jerman,Singapura, Filipina, Spanyol, dan Meksiko yang rata-rata mengalami kontraksi rata-rata di -4 persen,” ungkap Agus.

Makro ekonomi lainnya yang mendukung adalah permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang membaik. “Hal tersebut diyakini akan mendorong produksi atau supply side. Lalu, IHSG dan nilai tukar rupiah yang terus menguat dan kembali ke level pre-Covid-19,” imbuhnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya