JAKARTA - Harga emas berjangka sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Harga emas rebound dari penurunan tajam sehari sebelumnya, setelah kenaikannya didukung prospek stimulus fiskal lebih lanjut di bawah pemerintahan Demokrat terganjal oleh dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, menguat USD5,00 atau 0,26% menjadi ditutup pada USD1.913,60 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (6/1/2021), emas berjangka anjlok USD45,8 atau 2,34% menjadi USD1.908,60 per ounce.
Emas berjangka naik USD7,8 atau 0,4% menjadi USD1.954,40 pada Selasa (5/1/2021), setelah melonjak USD51,5 atau 2,72% menjadi USD1.946,60 pada Senin (4/1/2021), dan naik tipis USD1,7 atau 0,09% menjadi USD1.895,10 pada Kamis (31/12/2020).
Baca Juga: Emas Antam Makin Murah, Turun Ceban Dijual Rp971.000/Gram
Harga emas tertekan imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang melonjak lebih dari satu untuk pertama kalinya sejak Maret. Imbal hasil yang lebih tinggi menarik beberapa "pelarian untuk mengamankan uang keluar dari pasar emas," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Tetapi, sementara dolar yang lebih kuat membebani emas, kenaikan greenback kemungkinan akan "berumur pendek," tambahnya.