"Kami juga mohon dukungan, Bio Farma akan melakukan pendampingan terhadap industri farmasi yang lain yang bisa memproduksi vaksin ini. Tentunya nanti kami juga berkoordinasi dengan BPOM untuk melanjutkan audit karena memang tidak ada satupun proses produksi yang bisa dilakukan sebelum mendapat sertifikasi dari BPOM," ujar Honesti.
Saat ini, Bio Farma telah mulai memproduksi 15 juta bulk atau bahan baku vaksin Sinovac. Holding BUMN Farmasi itu menargetkan proses proses akan berakhir pada Februari 2021 mendatang.
Bahkan, emiten plat merah itu mampu memproduksi 1 juta dosis vaksin Sinovac dalam satu hari. Dengan begitu hingga Februari mendatang, 15 juta bulk akan siap dikonversi menjadi vaksin Covid-19. Realisasi dari target itu seiring dengan pihaknya yang sudah mengantongi izin berupa sertifikasi cara produksi yang baik dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada Desember 2020 lalu.
"Kita impor bahan baku dari Sinovac yang sudah datang senin kemarin itu, sebanyak 15 juta dosis, dan alhamdulillah, barusan saya dapat informasi dari teman-teman di Bandung, kita sudah mulai produksi pertama vaksin ini, kemampuan kami dalam satu hari kita bisa memproduksi hampir 1 juta dosis. Jadi kami berharap 15 juta ini akan selesai secepatnya," kata dia.
Usai diproduksi, vaksin akan targetkan akan diproduksi pada Februari tahun ini untuk diikutsertakan dalam program vaksinasi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)