Atasi Rasa Jijik, Pemuda Ini Raup Untung Jutaan Rupiah dari Belatung

, Jurnalis
Kamis 21 Januari 2021 13:42 WIB
Raup Untung dari Budidaya Larva. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Seorang pemuda di Kulonprogo berhasil meraup untung hingga jutaan Rupiah hanya dari budidaya larva lalat black soldier. Nanda Eka Saputra berhasil mengatasi rasa jijik dan geli karena harus berhadapan dengan sisa kotoran ayam dan sampah organik itu mengeluarkan bau yang menyengat.

Aromanya menyeruak hingga memenuhi setiap sudut bangunan semi permanen yang ada di samping sebuah rumah di Dusun 1 Krembangan, Kalurahan Krembangan, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo.

Di dalam bangunan itu, berjejer kotak kayu berukuran sekitar 80 cm persegi yang berisi ratusan belatung. Tak ada yang berani mendekat apalagi menyentuh hewan kecil itu.

"Nah ini yang namanya Maggot," kata Nanda saat ditemui di tempat budi daya maggot, dikutip dari Harianjogja, Kamis (21/1/2021).

Baca Juga: Lengkap, Ini Tahapan Memulai Bisnis bagi Pemula

Maggot merupakan larva dari Lalat Black Soldier atau biasa disebut lalat tentara hitam. Mahluk kecil ini biasa dimanfaatkan sebagai pakan alternatif untuk hewan ternak, seperti ayam, bebek, lele hingga ikan hias.

Itu karena maggot memiliki kandungan protein tinggi sehingga bagus untuk tumbuh kembang hewan. Di samping itu harga maggot juga tergolong cukup lumayan, sehingga menarik perhatian masyarakat untuk membudidayakannya.

Nanda memulai ternak belatung pada Agustus 2020 lalu. Keputusan ini diambil karena ia merasa harga pakan ternak di pasaran kian mahal, sehingga peternak butuh pakan alternatif yang lebih murah.

Dia membulatkan tekad menjadi pembudidaya maggot. Diawali dengan belajar ke sejumlah peternak maggot di wilayah Sleman, Bantul dan Kulonprogo.

Baca Juga: Efek WFH, UMKM Sektor Ini Dilirik saat Pandemi Covid-19

Setelah itu, dirinya membangun tempat penangkaran maggot tepat di samping rumahnya. Di tempat penangkaran, ada 38 kandang yang dibangun dengan bentuk bertingkat. Setiap kandang saat ini berisi sekitar 40 kilogram maggot untuk kandang bagian bawah dan 20 kilogram untuk kandang bagian atas.

Selain menjual pakan dalam bentuk maggot, Nanda juga menyediakan pakan berwujud pupa. Pupa sendiri merupakan maggot dewasa yang sedang memasuki tahap kepompong untuk menjadi lalat.

Pupa harganya lebih tinggi dibanding maggot, tetapi tetap jauh lebih irit daripada pakan lain yang biasa mencapai ratusan ribu Rupiah.

Jika satu kilogram maggot berkisar Rp6.000, Pupa bisa mencapai Rp40.000-Rp50.000. Sementara untuk yang masih dalam tahap pre pupa dipatok sekitar Rp80.000-Rp100.000 per Kg.

"Biasanya saya jual dalam kondisi hidup, tapi ada juga yang dalam kondisi sudah mati karena disangrai. Biasanya yang disangrai ini untuk pakan ikan hias seperti koi dan louhan yang harga rata-ratanya bisa Rp10.000 per gram," terang Nanda.

Dalam sebulan Nanda bisa jual sekitar 100 kilogram baik itu dalam wujud maggot fresh maupun pupa. Pemasarannya sampai ke Bantul, Sleman, Kulonprogo dan sebagian wilayah Jawa Tengah.

"Keuntungan bersih setiap bulan itu rata-rata Rp2 juta, ini cukup tinggi mengingat usaha yang saya geluti masih tergolong baru," ujarnya.

Nanda meyakini usaha budidaya maggot ini memiliki masa depan yang cerah karena pangsa pasarnya luas. Perawatan maggot juga tergolong mudah dan murah. Ini bisa dilihat dari pakannya, yaitu kotoran ayam dan sampah-sampah organik, seperti sayuran dan buah-buahan busuk.

Keberhasilan Nanda membudidayakan maggot ternyata menginspirasi masyarakat. Salah satunya adalah Ahmadi.

"Setelah tahu kalau belatung juga bisa menghasilkan uang, rasanya saya ingin mencoba hal itu," ungkap Warga Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates itu saat ditemui di rumah Nanda.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya