Sebab, menurutnya, jika tetap memaksa berbelanja untuk membuat perayaan Imlek yang meriah, akan berisiko harus mengorbankan kebutuhan-kebutuhan lain pasca perayaan Imlek. Sebab, uang untuk kebutuhan sehari-hari sudah terserap untuk perayaan Imlek.
“Kalau seandainya tetap ‘kekeuh’ mau belanja dengan semeriah Imlek-Imlek biasanya, risikonya adalah berarti harus mengorbankan kebutuhan-kebutuhan pasca perayaan Imlek,” kata Andi.
Namun, jika ingin mengamankan keuangan untuk kebutuhan sehari-hari dan tetap merayakan Imlek, maka perlu menurunkan kuantitas atau kualitas belanja untuk perayaan Tahun Baru Imlek itu sendiri.
(Feby Novalius)