BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ditantang membuat dan memproduksi pesawat amfibi yang bisa melakukan take off dan landing di perairatan dan daratan. Sebab, sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat membutuhkan pesawat jenis ini.
"Sebagai negara kepulauan, kita (Indonesia) membutuhkan pesawat amfibi. Mungkin semua tahu (Pulau) Banda Neira itu membutuhkan amfibi," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi seusai meninjau sejumlah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Hangar PTDI, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/2/2021).
Saat ini, ujar Menhub, ada satu angkutan masyarakat dari Ambon ke Banda Neira. Karena itulah, pesawat amfibi diperlukan guna menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah kepulauan seperti itu. "Saya nanti menganjurkan untuk perusahaan dalam negeri menggunakan (pesawat amfibi)," ujarnya.
Baca Juga: Pesawat CN-235 Dikirim ke Senegal, Menhub: Saya Harus Beli Satu
Pesawat amfibi, tutur Menhub, juga diperlukan untuk mengatasi berbagai landasan udara di Tanah Air yang pendek. Terutama di Indonesia timur, cukup banyak maskapai penerbangan perintis yang menghubungkan sejumlah daerah. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diminta memperhatikan hal tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan, sejumlah lapangan terbang yang ada di daerah terpencil memang memiliki landasan udara yang cukup pendek, hanya sekitar 900 meter.
Sejumlah pesawat yang diproduksi PTDI pun, kata Elfien, memang didesain untuk beradaptasi dengan kondisi landasan dan kontur daratan Indonesia. "Nah ini kita harus bisa take off dan landing-nya sekitar di bawah 900 meter. ini (Pesawat N219) telah tersertifikasi tipenya bisa sekitar 750 meter," kata Elfien.
Elfien mengemukakan, dengan pesawat amfibi, Indonesia bisa meminimalisir pembangunan infrastruktur landasan udara atau bandara. Selain menghubungkan pulau terpencil, pesawat amfibi itu dapat mempercepat pembangunan sektor pariwisata.
Karena pesawat amfibi itu dapat langsung mendarat di pantai kawasan pulau wisata. "Di manapun bisa landing langsung ke tempat tujuan pariwisata dan negara kita kan memiliki 17.000 pulau," kata Elfien.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Gita Amperiawan mengatakan, saat ini PTDI tengah mengembangkan teknologi untuk memproduksi pesawat amfibi yang bisa lepas landas dan mendarat di air.
"Pak Budi (Menteri Perhubungan) menanyakan kebutuhan itu kapan selesai. Kami katakan Insya Allah tahun 2024 kami akan dapat memproduksi pesawat amfibi. Sekarang kami sedang kembangkan," kata Gita.
PTDI merencanakan pesawat amfibi bakal diproduksi setelah N219 selesai. Dengan pesawat amfibi, tidak dibutuhkan lagi landasan khusus pesawat di daratan.
(Dani Jumadil Akhir)