JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah membangun hampir 200 Sistem Resi Gudang (SRG). Dengan demikian diharapkan mampu menjadi penyangga ketersediaan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan strategis lainnya.
Meski demikian, Wamendag Jerry Sambuaga mengatakan bahwa beberapa dari SRG masih belum berfungsi sebagai mana mestinya karena masalah pembiayaan. Karena itupihaknya berupaya agat perbankan bisa berkolaborasi mengembangkan SRG.
Baca Juga: Stok Pangan di Bulan Puasa, Mentan: Tidak Boleh Mahal dan Impor
“Tentu tidak membatasi hanya BRI saja, semua bank yang berminat tentu akan diterima. Tetapi BRI memang sudah lama terjun dalam pembiayaan ekonomi rakyat dan UMKM. SRG ini banyak bersentuhan dengan bidang bisnis BRI, jadi akan sangat baik kalau kita berkolaborasi,” kata Jerry, dalam keterangannya, Sabtu (27/2/2021).
SRG banyak bersentuhan dengan ekonomi kerakyatan. Dalam fungsinya sebagai penyokong ketersediaan bahan pokok dan keterjangkauan harga.
Baca Juga: Mentan Cek Ketahanan Pangan Pascabencana di Sulbar
SRG menggarap beberapa komoditas penting seperti bawang merah, cabai, beras, daging ayam, dan lain-lain. Fungsinya menggantikan peran tengkulak. Dari produsen misalnya petani atau peternak, bahan pokok dibeli oleh pengelola SRG dengan harga yang baik.
SRG mengelola sistem logistik bahan pokok itu agar harganya tidak jatuh saat panen raya dan naik tinggi saat sedang musim tanam.
“Jadi SRG ini fungsinya sangat penting di semua layer. Bagi produsen, ini bisa membantu mereka mendapatkan harga yang wajar, tidak fluktuatif dan tidak dipermainkan oleh tengkulak. Dari mata rantai pasokan ini menjamin ketersediaan barang dan keterjangkauan harga. Bagi ekonomi nasional fungsinya lebih banyak lagi.” tambah Wamendag.