JAKARTA - Dewan Energi Nasional (DEN) menilai perlu adanya penyesuaian antara Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ihwal target geothermal atau panas bumi. Penyesuaian tersebut seiring dengan pembentukan Holding BUMN Geothermal.
Anggota DEN Satya Widya Yudha mencatat, panas bumi dalam target RUEN sepanjang 2020 berada di angka 3.109,5 megawatt (MW). Sementara realisasinya atau kapasitas terpasang baru dikisaran 2.131 MW, hal ini menyebabkan adanya celah (gap) sebesar 1.000 sekian MW.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Alasan Pentingnya Holding BUMN Ultra Mikro
Di sisi lain, geothermal dalam RUPTL tahun 2019-2028 ditargetkan pemerintah dikisaran 2.289,5 MW. Dengan begitu, target RUEN tercatat lebih tinggi dibandingkan realisasinya dan proyeksi RUPTL.
"Walaupun kita juga tahu RUPTL kita, kalau kita lihat apa yang tercantum dalam RUPTL tahun 2019-2028, itu mereka (pemerintah) menargetkan sekitar 2.289,5 MW jadi perlu ada satu revisi mengenai RUPTL dengan RUEN kita. RUEN kita tinggi sekali, itu memerlukan, otomatis bagaiamana mengimplementasikan target tersebut di dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang mendorong tumbuhnya daripada panas bumi," ujar dia dalam sisi wawancara dengan salah satu TV Nasional, Senin (1/3/2021).
Baca Juga: Begini Skema dan Tujuan Holding BUMN Ultra Mikro
Dari analisa DEN, target panas bumi pada 2025 dikisaran 7.239 MW masih berada pada proyeksi yang realistis. Namun, upaya untuk merealisasikan hal itu butuh kerja keras dan partisipasi pihak berwenang. Khususnya, Kementerian BUMN dan perseroam pelat merah di sektor energi.
"Nanti RUEN di tahun 2025 itu juga kita meminta sekitar 7.239 magawatt, berarti kan lihat sekarang baru 2.131 magawatt, sedangkan 2025 harus sampai 7.239, itukan tentunya satu tugas yang tidak muda sehingga ada upaya-upaya yang dilakukan dalam hal ini korporasi dan Kementerian BUMN untuk bagaiaman capaian daripada panas bumi khususnya, itu bisa mencapai target RUEN. Itu cara kita melihat dari dewan energi nasional," katanya.
Ihwal pendirian Holding BUMN Panas Bumi, Satya mengatakan hal itu masih berbentuk proposal. Dia menilai, holdung baru tersebut merupakan langkah maju untuk mendorong pengembangan panas bumi di dalam negeri.