Cadangan Minerba Menipis, Ini Tantangan Mengeruk Tambang Bawah Tanah

, Jurnalis
Minggu 21 Maret 2021 09:01 WIB
Tambang (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Pengoperasian tambang bawah tanah akan menjadi solusi meningkatkan produksi mineral dan batu bara (minerba) seiring mulai menipisnya cadangan tambang terbuka atau open pit.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli menjelaskan eksploitasi tambang terbuka semakin tidak menguntungkan karena nisbah kupas (stripping ratio) semakin tinggi, yakni perbandingan antara jumlah lapisan tanah penutup dengan jumlah produk tambang yang dihasilkan.

"Hasil kajian teknis dan evaluasi ekonomi beberapa tambang terbuka merekomendasikan batas maksimal tambang terbuka. Pada kedalaman transisi, metode tambang terbuka harus diubah menjadi tambang bawah tanah," katanya seperti dilansir Antara, Jakarta, Minggu (21/3/2021).

Baca Juga: 8 Strategi KESDM Kelola Minerba di Indonesia 

Tambang terbuka disebut menimbulkan tantangan teknis terkait permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup.

Penerapan teknologi 4.0 dalam dunia pertambangan berupa autonomous dan otomation peralatan tambang akan mengurangi risiko kecelakaan tambang tersebut.

Selain itu, persyaratan standar lingkungan yang tinggi mendorong untuk semakin meningkatnya penggunaan sistem kendaraan listrik untuk kendaraan dalam tambang jika dibandingkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak.

Perhapi meminta industri pertambangan harus cepat beradaptasi dan mengembangkan teknologi serta sumber daya manusia untuk menuju operasi tambang bawah tanah.

"Produk tambang masih sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan modern. Kebutuhan bahan baku untuk industri berteknologi tinggi masih sangat bergantung dengan mineral hasil pertambangan, terutama logam tanah jarang," kata Rizal.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya