CHICAGO - Harga emas tergelincir lagi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), melanjutkan penurunan sehari sebelumnya. Hal ini karena dolar AS yang lebih kuat mengungguli penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah Ketua Fed Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen memulai testimoni dua hari di Kongres tentang prospek kebijakan ekonomi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, jatuh lagi USD13 atau 0,75% menjadi ditutup pada USD1.725,10 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (22/3/2021), emas berjangka tergerus USD3,6 atau 0,21% menjadi USD1.738,10.
Baca juga: Intip Peluang Kenaikan Harga Emas
Emas berjangka terangkat USD9,2 atau 0,53% menjadi USD1.741,70 pada Jumat (19/3/2021), setelah menguat USD5,40 atau 0,31% menjadi USD1.732,50 pada Kamis (18/3/2021), dan merosot USD3,8 atau 0,22% menjadi USD1.727,10 pada Rabu (17/3/2021).
"Kami melihat pasar emas lemah pada premis bahwa tergantung pada hari tertentu kami melihat kekuatan mendorong atau menarik di kedua arah," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, menambahkan kenaikan dolar di tengah harapan pemulihan ekonomi mempertahankan tekanan terhadap emas.
Baca juga: Dear Emak-Emak! Harga Emas Antam Turun Lagi, Termurah Rp514.500
Dolar menyentuh level tertinggi sejak 9 Maret, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS turun. Greenback yang lebih kuat meningkatkan peluang kerugian memegang emas bagi mereka pemegang mata uang lainnya.