Dolar Perkasa di Tengah Merosotnya Imbal Hasil Obligasi AS

Antara, Jurnalis
Rabu 24 Maret 2021 07:51 WIB
Dolar (Reuters)
Share :

Indeks dolar telah naik sekitar 2,4 persen sejauh tahun ini karena investor melihat peluncuran vaksin COVID-19 yang relatif cepat dan pengeluaran stimulus di Amerika Serikat sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Tetapi ada nada waspada di pasar global, dengan sebagian besar saham AS jatuh pada Selasa (23/3/2021).

Berkontribusi pada kehati-hatian pasar adalah gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Eropa. Jerman memperpanjang pengunciannya dan mendesak warganya untuk tinggal di rumah selama liburan Paskah.

Euro merosot 0,71 persen terhadap dolar menjadi 1,1847 dolar AS.

Dolar Selandia Baru jatuh karena langkah-langkah baru untuk mendinginkan pasar perumahan, turun ke level terendah tiga bulan terhadap dolar AS. Mata uang Kiwi anjlok sekitar 2,27 persen hari itu di 0,70 dolar AS.

Penurunan tersebut dipicu oleh pemerintah Selandia Baru yang memperkenalkan langkah-langkah untuk mengekang spekulasi di pasar perumahan yang sedang panas, di mana harga rumah telah melambung 23 persen dalam 12 bulan. Dolar Australia - yang dianggap sebagai proksi likuid untuk risiko - juga terpukul dan jatuh 1,54 persen pada 0,763 terhadap dolar AS.

Lira Turki agak stabil, setelah jatuh 7,5 persen pada Senin (22/3/2021) setelah Presiden Tayyip Erdogan memecat kepala bank sentral yang hawkish. Lira naik sekitar 1,79 persen terhadap dolar AS.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya