Kemudian untuk penyedia jasa layanan logistik, SKK Migas juga sudah menggandeng PT Pos Indonesia. Menurut Widi, keberadaan PT Pos Indonesia sangat strategis karena bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Termasuk juga Citilink. Jadi kalau Garuda untuk yang premium, Citilink untuk regulernya. Ini adalah bentuk bagaimana SKK Migas juga merangkul BUMN dan kita harapkan BUMN ini bisa menjadi motor penggerak perekonomian," katanya.
Sementara itu, Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Pertamina, Agus Suprijanto mengungkapkan angka serapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Pertamina pada tahun 2020 mencapai 52,6%. Nilai tersebut berada di atas target yang ditetapkan, yaitu 25%.
"Di 2020, kami bisa capai realisasi lebih dari target saat itu ditetapkan 25%, kami capai 52,6%, bahkan hingga Februari 2021, pencapaian TKDN Pertamina diklaim telah berkisar di angka 50%," ujar Agus.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean meminta pola pikir industri dalam negeri diubah. Indonesia disebutnya bisa maju dengan mengandalkan penggunaan bahan baku lokal yang berkualitas dan tidak kalah saing dengan produk-produk impor.
"Mindset harus diubah, jangan sibuk bicara TKDN, tingkatkan penggunaan bahan baku lokal tetapi kita tidak membangun industrinya. Sektor energi luar biasa kebutuhan kita terhadap komponen dan perangkat yang akhirnya uangnya terbang keluar tidak kita nikmati," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)