Sedangkan pendapatan dari jasa angkutan dan lainnya terkoreksi 18,58% menjadi Rp5,74 miliar. Adapun SMBR membukukan aset senilai Rp5,73 triliun pada akhir 2020 atau naik 2,97% dari akhir 2019 senilai Rp5,57 triliun. Ekuitas mengalami penurunan 12,47% menjadi Rp3,04 triliun dan liabilitas naik 11,50% menjadi Rp2,32 triliun. Tahun ini, Semen Baturaja menargetkan penjualan naik lebih dari 5% sejalan dengan proyeksi laju pertumbuhan penjualan semen nasional.
Sekretaris Perusahaan Semen Baturaja, Doddy Irawan pernah mengatakan, periode 2021 diharapkan menjadi peluang untuk perseroan meningkatkan penjualan. “Meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, berjalannya proyek infrastruktur akan berkontribusi terhadap kenaikan permintaan semen pada 2021,” ujarnya.
Menurutnya, permintaan semen tahun ini diperkirakan bisa naik lebih dari 5% dibandingkan realisasi 2020. Penjualan semen Baturaja pun diharapkan bisa tumbuh dalam laju yang sama. Pada akhir tahun lalu, SMBR ini membukukan penjualan semen sebesar 1,93 juta ton dan 34.000 ton semen putih (white clay). Realisasi itu turun 8,53% dibandingkan penjualan pada 2019 yang mencapai 2,11 juta ton.
Namun, penjualan SMBR masih lebih baik dibandingkan penurunan permintaan semen secara nasional sebesar 10,4% pada tahun lalu. Doddy menjelaskan, penurunan permintaan semen pada 2020 menyebabkan persaingan ketat di pasar yang diperparah oleh kondisi kelebihan pasokan yang telah terjadi sejak 2019. Lebih lanjut, penjualan yang ditargetkan naik lebih dari 5% tahun ini akan membawa target penjualan SMBR sebesar lebih dari 2,02 juta ton atau masih di bawah realisasi penjualan pada 2019.
(Fakhri Rezy)