Sedangkan, laju impor bulan yang diperkirakan 6,8% mtm dipengaruhi oleh peningkatan impor non-migas sejalan dengan peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia pada Maret 2021 yang tercatat tertinggi sejak pandemi Covid -19.
"Lalu impor migas juga berpotensi meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak mentah sekitar 5,6% mtm. Jadi, secara keseluruhan laju ekspor diperkirakan 11,77% yoy sementara laju impor diperkirakan 6,14% yoy," tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)