JAKARTA - Pengeluaran di bulan puasa cenderung meningkat bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Kenaikan harga tidak bisa dihindari. Bagaimana cara yang bijak dalam mengelola keuangan di sepanjang bulan Ramadan dan juga cara mengelola uang THR?
Penasihat untuk Wealth and Asset Management Indonesia (WAM Indonesia) Legowo Kusumonegoro mengingatkan masyarakat harus mengendalikan hawa nafsu. Menurutnya tidak sedikit orang yang mengeluh bahwa pengeluarannya justru membengkak di sepanjang bulan Ramadan.
Baca juga: Pengeluaran Naik Ketika Ramadhan, Apa Masalahnya?
Pada dasarnya ada dua faktor penyebab naiknya pengeluaran, yaitu naiknya harga di sepanjang Ramadan dan menjelang Lebaran, serta naiknya jumlah pembelanjaan. Kenaikan harga atau inflasi, misalnya harga berbagai komoditas pangan, merupakan faktor eksternal yang diluar kontrol kita. Sementara kenaikan jumlah atau frekuensi belanja merupakan faktor internal yang seharusnya bisa kita kontrol. "Namun, godaan atau lapar mata sering kali menjadi penyebab jebolnya anggaran," kata Legowo di Jakarta (23/4/2021).
Selain itu, terkadang orang suka memberikan hadiah atas keberhasilan anak atas keberhasilannya menunaikan ibadah puasa. Alasan lainnya adalah karena ingin melanjutkan tradisi, seperti membeli baju dan sendal/sepatu baru, mudik, bagi-bagi angpao atau bingkisan, bukber (sebelum pandemi), dan lain-lain.
Baca juga: 6 Cara Mudah Menyusun Anggaran Rumah Tangga
"Jika seluruh keinginan ini tidak di-rem atau cenderung menuruti hawa nafsu tanpa adanya pengelolaan keuangan yang benar, sangat mungkin akan berujung pada lilitan utang. Padahal, esensi berpuasa adalah untuk mengendalikan hawa nafsu," jelasnya.