Waspada! Investor Harus Pantau Perubahan Sikap The Fed

Antara, Jurnalis
Selasa 06 Juli 2021 19:14 WIB
The Fed (Foto: Reuters)
Share :

Pada 2013, defisit neraca transaksi berjalan (CAD) Indonesia mencapai 2,03%, sedangkan saat ini berada di posisi 0,36%. Inflasi pada 2013 melonjak hingga 8,08%, sedangkan saat ini inflasi mencapai 1,68%. Porsi kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) pada 2013 mencapai 32,5%, sedangkan saat ini di posisi 23,8%.

Sementara Debt to Service Ratio (DSR) pemerintah pada 2013 mencapai 7,9%, sedangkan saat ini lebih tinggi yaitu di posisi 17,4%.

"Kondisinya berbeda, sehingga dengan kondisi berbeda itu mudah-mudahan impact dari taper tantrum apabila dilakukan oleh The Fed, tidak terlau bedampak signifikan ke Indonesia namun tetap harus dicermati," ujar Agus.

The Fed sendiri sudah mulai berubah sikap dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) terakhir. Bank sentral AS itu sudah mulai lebih ketat atau hawkish dengan menyatakan akan berencana menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate pada 2023.

"Jadi kalau taper tantrum itu biasanya dimulai dengan mengurangi pembelian aset-aset baru mulai menaikkan suku bunga. The Fed kan saat ini melakukan kebijakan quantitative easing, melakukan pembelian aset-aset dari sektor riil langsung ke bank sentral dan juga menurunkan suku bunga. Ke depan kalau mereka mulai taper tantrum itu tanda-tandanya The Fed mulai mengurangi pembelian aset-aset dari sektor swasta, baru pada 2023 memikirkan menaikkan suku bunganya," kata Agus.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya