MALANG - PPKM Darurat membuat pelaku usaha kesulitan. Jeritan pelaku usaha perhotelan dan restoran di Malang raya kian miris usai pemberlakuan PPKM darurat. Apalagi ini diperparah dengan masih adanya beban pajak yang tak berkurang meski pendapatan jauh berkurang selama pemberlakuan PPKM darurat.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Agoes Basoeki menyayangkan pemberlakuan PPKM darurat tak diiringi dengan solusi konkrit untuk perekonomian, semacam stimulus ekonomi atau keringanan pajak. Supaya pelaku usaha perhotelan dan sektor lain tak kian berdampak parah.
Baca Juga: Rumahkan Karyawan, Kisah Pengusaha Hotel Bertahan Hidup dari Celengan
"Harapannya ada keringanan pajak, BPJS, untuk listrik, air, untuk bantuan sosial kayak dulu, memang harus diupayakan," ucap Agoes saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Rabu (14/7/2021).
Menurutnya, dengan kondisi PPKM darurat selama 18 hari saja sudah banyak dampak negatif yang dirasakan ia dan pelaku perhotelan lainnya. Apalagi bila sampai PPKM darurat kembali diperpanjang, hal itu begitu memberatkan.
"Ada teman-teman terpapar, termasuk saya, yang sekarang jadi masalah saya stres, fisik sudah kuat, tapi pikiran, tidak bisa menolong (pekerja hotel)," ujarnya.
Baca Juga:Airbnb Blokir Puluhan Ribu Pemesanan Hotel untuk Pesta
Dia meminta agar pemerintah bisa bijak dalam mengantisipasi dampak perekonomian pula. Bila memang solusi PPKM dan pembatasan kembali diambil, paling tidak ada bantuan kepada masyarakat, termasuk pelaku usaha yang terdampak.
"Kami minta usaha bisa jalan protokol kesehatan jalan, kalau ditekan terus tapi nggak dikasih solusi, enggak dikasih apa- pa, diteror, kebanyakan takut bukan karena virusnya," terangnya.