JAKARTA - Total volume penerbitan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara sejak 2008 hingga Juni 2021 telah mencapai Rp1.810,02 triliun atau setara dengan USD124,49 miliar.
"Dari tahun ke tahun, sukuk negara terus berkembang dan terus memainkan peranan yang sangat penting di dalam pembiayaan APBN," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dilansir dari Antara, Kamis (15/7/2021).
Baca Juga: Lelang Sukuk Negara, Pemerintah Kantongi Rp12,5 Triliun
Dia mengungkapkan, volume dan kontribusi sukuk negara dalam pembiayaan APBN mengalami kenaikan, dari semula hanya Rp4,7 triliun pada awal penerbitan tahun 2008 menjadi Rp360 triliun pada 2020.
Dengan demikian, lanjut dia, SBSN berkontribusi sekitar 20-30% terhadap penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) setiap tahunnya.
Baca Juga: Investasi Sambil Beribadah, Yuk Cek Instrumen SWR002 dengan Kupon 5,57%
Sementara itu, total outstanding sukuk negara pada 1 Juli 2021 mencapai Rp1.075,83 triliun atau setara dengan USD73,99 miliar. Angka tersebut merupakan 19% dari total outsanding SBN secara keseluruhan.
Selain itu, menurut dia, kepemilikan investor individu terhadap sukuk negara juga tercatat semakin meningkat dari Rp22,7 triliun menjadi Rp46,48 triliun pada Juni 2021.
Tak hanya di dalam APBN, Bendahara Negara menjelaskan, sukuk negara menjadi instrumen yang sangat penting, stabil, dan dipercaya oleh investor, baik di dalam negeri maupun luar negeri.