Menurut Margo, penurunan jumlah penduduk miskin di desa karena keberhasilan berbagai program pembangunan di desa, termasuk adanya penyaluran dana desa.
Pemerintah, lanjut dia, bisa mengentaskan kemiskinan dengan mengendalikan harga barang yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin. Salah satunya, beras yang berkontribusi paling besar terhadap garis kemiskinan dengan sumbangan 20,03% di perkotaan dan 24,06% di pedesaan.
Dalam kesempatan ini, BPS juga mencatat garis kemiskinan pada Maret 2021 sebesar Rp472.525 per kapita per bulan atau naik 2,96% dibandingkan September 2020 dan 3,93% dibandingkan Maret 2020. Penduduk yang pengeluarannya di bawah garis kemiskinan tergolong sebagai miskin.
"Penyumbang terbesar garis kemiskinan adalah kelompok makanan dengan share 73,96%. Kalau dilihat dari berbagai komoditas yang berpengaruh besar terhadap kemiskinan yang jelas misalnya untuk Maret 2021, untuk makanan, yang terbesar adalah beras," kata Margo.
Sementara itu, rokok kretek filter menjadi penyumbang garis kemiskinan terbesar kedua dengan kontribusi 11,90% di perkotaan dan 11,24% di pedesaan.
Dengan asumsi rata-rata rumah tangga miskin memiliki 4,83 anggota rumah tangga, maka garis kemiskinan per rumah tangga nasional pun tercatat sebesar Rp2.121.637.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)