Sementara, value (nilai) adalah what you get; based on projection. Apabila harga (price) saham lebih rendah dari nilai (value) yang ditetapkan oleh investor maka dapat disimpulkan bahwa harga tersebut underprice dan layak sebagai alat berinvestasi. Value atau nilai ini terefleksi dari analisis fundamental perusahaan. Beberapa metodologi yang cukup sering digunakan adalah DCF (Discounted Cash Flow) dan Comparable atau Relative Analysis.
Sebagaimana kita tahu metode DCF ini dilakukan dengan melakukan proyeksi cash flow perusahaan selama beberapa tahun dan kemudian dilakukan present value atas cash flow tersebut agar tercermin nilai saat ini. Pada kasus seperti unicorn ini dimana seringkali memiliki cashflow yang negatif maka perlu melakukan proyeksi dengan waktu yang lebih panjang.
Metode selanjutnya yang sering digunakan adalah Comparable/Relative Analysis atau kadang disebut juga Multiple Analysis yaitu membandingkan nilai tertentu terhadap valuasi pada satu perusahaan dengan perusahaan lain atau rata-rata industri. Beberapa nilai yang sering digunakan pada perusahaan pada umumnya adalah PER (Price Earnings Ratio) dan PBV (Price to Book Value).
Namun, bagi perusahaan seperti unicorn yang memiliki karakteristik agak berbeda dapat juga menggunakan PEG (Price Earning to Growth Ratio), GMV (Gross Merchandise Value), atau nilai acuan lain yang sesuai dengan industrinya. Masing-masing perhitungan valuasi dipengaruhi oleh banyak hal terutama dari asumsi–asumsi yang dipakai. Oleh karena itu, masing-masing investor mempunyai persepsi value yang berbeda sehingga kembali lagi valuasi ini bergantung pada risiko dan ekspektasi return dari masing-masing investor.
Selain melakukan valuasi sendiri, beberapa pihak atau institusi yang memiliki kompetensi untuk melakukan valuasi juga seringkali mengeluarkan report valuasi terhadap saham tertentu. Pihak atau institusi ini seperti Equity researcher, Financial Advisor, dan lain sebagainya. Namun perlu diperhatikan bahwa valuasi tersebut dinilai berdasarkan dari berbagai asumsi dan proyeksi yang mereka tetapkan sehingga risk and return yang mereka tetapkan juga akan berbeda satu sama lain. Hal yang perlu diperhatikan dari laporan penilaian tersebut salah satunya adalah pembaca perlu memahami asumsi dan metode penilaian yang digunakan sebelum mengambil keputusan.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada saham perusahaan unicorn saat IPO, investor perlu mempelajari dan memahami penjelasan dalam prospektusnya. Tidak hanya untuk unicorn, namun juga berlaku untuk semua perusahaan. Investor juga perlu mempelajari perkembangan dan pemanfaatan teknologi perusahaan yang merupakan tren dunia saat ini. Investor juga perlu memahami bisnis perusahaan dengan mengikuti berita dengan sumber yang kredibel dan terpercaya serta keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan itu sendiri. Selain itu, investor perlu mempertimbangkan karakterisik risiko perusahaan dengan profil risiko investasi pribadi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)