Perry Warjiyo berpendapat volume perdagangan dan harga komoditas dunia juga diprakirakan terus meningkat, sehingga tetap mendukung masih kuatnya kinerja ekspor negara berkembang.
Maka dari itu nilai tukar rupiah pun berhasil menguat 0,89% secara rerata dan 0,63% secara point to point pada 18 Agustus 2021 dibandingkan dengan level Juli 2021 karena meningkatkanya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.
Meski begitu, Perry Warjiyo mengatakan rupiah sampai dengan 18 Agustus 2021 masih mencatat depresiasi sekitar 2,24% secara tahun kalender atau year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020.
Namun penurunan kurs rupiah relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)