“Dengan potensi yang luar biasa itu saya yakin dalam 3 sampai 4 tahun ke depan melalui manajemen yang baik, manajemen pengelolaan yang baik Indonesia akan bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel. Seperti baterai lithium, baterai listrik, baterai kendaraan listrik,” tuturnya.
Dia menyebut bahwa nilai tambah nikel jika diolah menjadi baterai mobil listrik mencapai 11 kali lipat.
“Hilirisasi industri nikel akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi cell baterai nilainya bisa meningkat enam sampai tujuh kali lipat. Dan jika menjadi mobil listrik akan meningkat lebih besar lagi nilai tambahnya yaitu sebelas kali lipat,” pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)