JAKARTA - Warga Inggris kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam upaya mengatasi kelangkaan BBM, pemerintah Inggris menginstruksikan agar pasokan BBM dikirimkan langsung ke stasiun-stasiun pengisian bahan bakar.
Artinya, pasokan BBM tidak lagi melalui perusahaan-perusahaan besar, sebuah langkah yang dianggap dapat mengganggu operasi pemesanan melalui daring, demikian seperti dikutip oleh harian the Telegraph.
Baca Juga: Mengejutkan! Harga BBM Indonesia Termasuk Paling Murah di Asean
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pejabat pemerintah Inggris memerintahkan para eksekutif yang mengoperasikan jejaring terminal bahan bakar Inggris agar mengirim truk-truk tanker yang sebelumnya ditujukan untuk perusahaan besar agar langsung menuju SBPU.
Baca Juga: RI Butuh 100 SPBU per Tahun Capai Target BBM Satu Harga
Harian itu juga melaporkan bantahan dari pemerintah yang mengatakan pihaknya tidak memerintahkan pengalihan pengiriman bahan bakar tersebut. Inggris dihantui oleh kepanikan akibat kekhawatiran terjadinya kekurangan BBM, yang menyebabkan SBPU-SBPU di kota-kota besar tidak memiliki persediaan.
Perusahaan minyak telah memperingatkan bahwa mereka tidak mempunyai cukup pengemudi truk tanker untuk mengangkut BBM dari penyulingan ke SBPU.
Pemerintah menugaskan tentara untuk mulai mengemudikan tanker bahan bakar guna mengisi SBPU-SBPU yang kosong. Banyak dari pengendara mobil terperangkap dalam antrian panjang di SPBU setelah hampir seminggu terjadi kekurangan bahan bakar di negara tersebut.
Pemerintah Inggris tidak merespon pada permintaan Reuters untuk memberi komentar, tetapi seorang juru bicara mengatakan "tidak benar" untuk menyimpulkan bahwa pejabat telah memerintahkan perusahaan minyak untuk mengalihkan pengiriman bahan bakar mereka.
“Selalu ada dan akan terus ada banyak BBM di penyulingan dan terminal. Kita sekarang melihat tanda-tanda bahwa situasi di SBPU mulai membaik dan lebih banyak SBPU akan menerima pasokan BBM,” demikian kata juru bicara itu, sebagaimana dikutip oleh harian the Telegraph.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)