JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir kembali mengingatkan era disrupsi akan mengubah sistem dan tatanan bisnis perusahaan ke arah model bisnis baru.
Pada skala ekstrem, disrupsi justru menghilangkan pekerjaan yang digantikan dengan teknologi atau robot.
Erick menyebut, teknologi mengubah tatanan bisnis secara cepat dan menyeluruh. Untuk itu, perusahaan dituntut menyesuaikan diri dengan dinamika zaman.
"Banyak sekali dengan digitalisasi job pekerjaan akan berubah dan hilang. Usaha bisnis akan berubah dan hilang dan digitalisasi yang terjadi karena transformasi ini makin hari makin cepat. Saya selalu menekankan first wave sudah masuk," ujar Erick saat ditemui, Kamis (30/9/2021).
Erick melontarkan pertanyaan mampukah Indonesia menghadapi perubahan tatanan akibat distribusi digitalisasi tersebut. Sementara, masyarakat Indonesia menyadari bahwa industri 4.0 akan benar-benar terjadi.
"Kita menyadari bersama di Indonesia juga, kalau kita bicara industri 4.0, kita bicara nanti kita bicara 5G, kita bicara bagaimana AI (artificial intelligence) ini juga terjadi. Pertanyaannya siap enggak kita atas perubahan ini, siap tidak kita akan perubahan ini," kata dia.
Untuk BUMN, Erick mengakui belum semua perusahaam BUMN dan siap menjalankan transformasi digital dari hulu ke hilir. Meskipun dia tidak menampilkan sejumlah program berbasis digital sudah dijalankan sebagian perseroan.
Dia menegaskan, bukan tidak mungkin adopsi teknologi dan digitalisasi terjadi di hampir semua klaster BUMN. Hal itu pun akan terus dikawal. Pemegang saham juga mendorong transformasi digital 4.0 untuk kesiapan penilaian digital di BUMN.
Erick menegaskan komitmennya melaksanakan akselerasi digitalisasi guna menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.
(Dani Jumadil Akhir)