Waspada! Masih Impor BBM dan LPG, Krisis Energi Dunia Ancam RI

Anggie Ariesta, Jurnalis
Senin 11 Oktober 2021 11:41 WIB
Krisis Energi Ancam Indonesia (Foto: Shutterstock)
Share :

Di sisi lain, yang tidak kalah penting adalah terkait transisi energi. Kebijakan transisi yang hanya melihat pada kebutuhan jangka pendek dapat mendorong terjadinya underinvestment dalam menghadapi pertumbuhan permintaan energi bersih maupun bersih fosil yang saat ini masih meningkat.

"Implementasi energi transisi yang tidak matang dapat menyebabkan Indonesia menjadi rentan ketika terjadi gangguan pasokan baik dalam negeri maupun dalam konteks global seperti saat ini," katanya.

Menurut Widhyawan, sebagai negara eksportir batu bara yang besar, Indonesia sangat diuntungkan dengan adanya kenaikan harga. Sementara sebagian dari LNG Indonesia juga ada yang di ekspor dan tentunya hal ini menguntungkan.

Namun, tekanan berat memang tak bisa dihindari dari komoditas minyak mentah, kenaikan harga BBM dan LPG. Sebab sebagian besar kebutuhan Indonesia masih impor.

"Terutama LPG yang ketergantungan impornya sudah mendekati 70%. Impor sekitar 6 juta ton per tahun untuk kebutuhan sekitar 8,8 juta ton per tahun," katanya.

Dia menambahkan, untuk kepentingan nasional, sebaiknya harga minyak tidak terlalu tinggi. Hal itu karena akan meningkatkan beban pemerintah berupa subsidi yang lebih tinggi, karena harga yang ditentukan pemerintah tidak mudah disesuaikan di tengah kondisi Covid-19.

Ditambah lagi dengan kinerja ekspor Indonesia yang cukup kuat, maka neraca dagang surplus sudah berlangsung cukup lama dan cadangan devisa Indonesia mencapai yang tertinggi sepanjang sejarah, total lebih dari USD140 miliar. Hal itu membuat rupiah menguat, sehingga kondisi ini cukup menolong Indonesia di tengah kondisi yang masih ketergantungan impor BBM dan LPG.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya