Ari Soermano Sebut Indonesia Negara Paling Tidak Menarik untuk Investasi Migas

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis
Jum'at 22 Oktober 2021 14:04 WIB
Investasi Migas (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Praktisi energi yang sekaligus mantan Dirut Pertamina Ari Soemarno mengatakan, keberlangsungan industri minyak dan gas (migas) nasional di masa depan masih mendapat tantangan investasi dan pendanaan.

Ari menekan bahwa pemerintah perlu fokus untuk masalah pendanaan mengingat Indonesia masih dinilai sebagai negara yang tidak menarik bagi investor luar negeri terkait tujuan investasi sektor migas.

"Tantangannya cuma satu, investasi dan pendanaan. Ini yang menjadi tantangan utama kita. Di sektor migas, itu negara kita sudah sejak beberapa tahun dinilai sebagai negara yang termasuk yang paling tidak menarik untuk melakukan investasi migas, dan berbagai institusi-institusi internasional sudah menyatakan itu," kata Ari dalam webinar bertema 'Energi Fosil Masa Depan', Jumat (22/10/2021).

Hingga September 2021, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi investasi hulu migas mencapai USD7,9 miliar, masih 64 persen dari target Work Program and Budget (WP&B) 2021 senilai USD12,38 miliar.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi migas pada 2021 mencapai USD17,59 miliar, mencakup kontribusi dari hulu sebesar USD12,38 miliar dan hilir USD5,2 miliar. Rencana tersebut meningkat 45% dibandingkan tahun 2020.

Pemerintah Indonesia juga terus berupaya menggalakkan iklim investasi migas dengan meluncurkan aneka insentif untuk menarik minat pendanaan. Optimisme ini, dipandang Ari sebagai hal yang perlu segera diimplementasikan.

"Cukup kita dengan perencanaan-perencanaan, semuanya sudah bagus, kita harus fokus terhadap implementasi. Kita tidak bisa mendapatkan uang dari sumber dalam negeri saja, tak mungkin mampu, kita butuh investasi dari luar," katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya