JAKARTA - Realisasi pendapatan negara hingga akhir September 2021 adalah sebesar Rp1.354,8 triliun atau 77,7% dari target APBN yaitu Rp1.743,6 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pendapatan tersebut tumbuh 16,8% (yoy) dibandingkan periode sama 2020 yaitu sebesar Rp1.160 triliun yang turun 13,6% dari September 2019.
"Ini dari sisi penerimaan negara terjadi perbaikan yang sangat baik," katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara daring di Jakarta, Senin (25/10/2021).
Baca Juga: DJKN: Optimalisasi Aset Negara Tingkatkan Pendapatan Negara
Sri Mulyani menuturkan pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak Rp850,1 triliun, bea dan cukai Rp182,9 triliun, serta PNBP Rp320,8 triliun.
Secara rinci penerimaan pajak Rp850,1 triliun itu merupakan 69,1% dari target APBN sebesar Rp1.229,6 triliun yang meningkat 13,2% dibanding realisasi periode sama tahun lalu Rp750,6 triliun.
Baca Juga: Blok Cepu Sumbang Rp249 Triliun ke Pendapatan Negara
Kemudian, penerimaan bea dan cukai sebesar Rp182,9 triliun merupakan 85,1% dari target APBN Rp215 triliun dan mampu tumbuh 29% dari periode September 2020 Rp141,8 triliun.
"Penerimaan bea dan cukai masih tumbuh didorong tren positif bea masuk, cukai yang terus tumbuh serta kinerja meyakinkan bea keluar," ujarnya.
Penerimaan bea cukai tumbuh didorong pertumbuhan bea masuk sebesar 13,7% dipengaruhi oleh tren kinerja impor nasional yang terus meningkat.
Untuk cukai tumbuh 15,1% didorong efektifitas kebijakan penyesuaian tarif dan pengawasan operasi Gempur serta membaiknya kondisi pandemi nasional terutama relaksasi pembukaan daerah tujuan wisata.
Untuk bea keluar tumbuh 910,6% didorong peningkatan ekspor komoditi tembaga dan tingginya harga produk kelapa sawit.
Selanjutnya, untuk PNBP yang pada September 2021 sebesar Rp320,8 triliun atau 107,6% dari target Rp298,2 triliun tumbuh 22,5% dibanding September tahun lalu Rp261,8 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)