JAKARTA - Harga emas berjangka anjlok hingga 1% untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi). Harga emas turun karena data ekonomi Amerika Serikat yang kuat membuat logam safe-haven itu kurang menarik bagi para investor.
Namun harga emas itu bergerak sedikit lebih tinggi, setelah Federal Reserve AS mengumumkan pengurangan langkah-langkah stimulus era pandemi.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Dibanderol Rp929.000/Gram
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok USD25,5 atau 1,43%, menjadi ditutup pada USD1.763,90 per ounce.
Laporan pekerjaan dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan 571.000 pekerjaan ditambahkan pada Oktober, jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Indeks Manajer Pembelian Jasa-jasa AS terakhir yang disusun oleh IHS Markit meningkat menjadi 58,7 pada Oktober dari 54,9 pada September.
Baca Juga: Harga Emas Berjangka Anjlok Tertekan Penguatan Dolar
Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks jasa-jasa melonjak ke rekor 66,7% pada Oktober, lebih tinggi dari ekspektasi para analis dan naik dari 61,9% pada September.
Hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang keluar tak lama setelah pasar ditutup, memutuskan Federal Reserve memilih untuk mengurangi pembelian obligasi sebesar 15 miliar dolar AS per bulan mulai pertengahan November. Harga emas bergerak naik dalam perdagangan elektronik setelah pernyataan Federal Reserve.
"Emas yang datang ke pertemuan itu semacam mempersiapkan yang terburuk dan itulah mengapa turun di sekitar 1.758 dolar AS sejak saat itu," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.
"Kami akan menunggu sebelum kami menetapkan posisi apa pun pada emas, baik untuk posisi beli ataupun jual, dan jangan berharap terlalu banyak pergerakan karena kami memiliki angka pekerjaan berikutnya (minggu ini)," katanya pula.
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Oktober akan dirilis pada Jumat (5/11).
The Fed juga menunjuk pemulihan dalam kegiatan ekonomi dan lapangan kerja dalam pernyataannya sambil berpegang pada keyakinannya bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti "sementara" dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.
Kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, dengan suku bunga rendah memangkas peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,6 sen atau 1,17%, menjadi ditutup pada USD23,231 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun USD16,8 atau 1,62%, menjadi ditutup pada USD1.022,5 per ounce.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)