JAKARTA - Kisah bos kelapa sawit Indonesia, Martua Sitorus, dapat dijadikan motivasi sukses. Sebelum memiliki harta USD2 miliar atau setara Rp28,4 miliar (kurs Rp14.200 per USD), dia sempat menjadi loper koran hingga berjualan udang.
Dikutip dari Forbes, Jumat (12/11/2021), Martua adalah orang terkaya ke-12 di Indonesia. Gelar itu ia dapatkan berkat Wilmar International yang didirikannya. Perusahaan ini bergerak di perkebunan kelapa sawit, penyulingan minyak masakan, penggilingan biji minyak, pemrosesan dan pengepakan minyak masakan konsumsi, lemak, oleokimia, dan biodiesel, serta pemrosesan dan pengepakan gandum.
Baca Juga: Kisah Miliarder Sering Beramal dan Pilih Hidup Miskin, Hartanya Rp29 Triliun
Perjuangan Menempuh Pendidikan
Pria bernama asli Thio Seng Hap alias A Hok ini lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Keluarganya pun bukan termasuk keluarga berada. Oleh karena itu, menjual udang dan menjadi loper koran ia lakukan untuk membantu perekonomian keluarganya.
Pekerjaan itu ia lakukan sambil menempuh pendidikannya. Berkat kegigihannya, ia berhasil menyelesaikan studi ekonomi di Universitas HKBP Nommensen Medan. Lulus kuliah, ia sempat menjalankan usaha kecil-kecilan.
Baca Juga: 4 Miliarder Dunia yang Menghindari Bayar Pajak
Karier di Wilmar
Wilmar tidak Martua bentuk sendirian. Dia merintisnya bersama pengusaha asal Malaysia Kuok Khoon Hong alias William yang sempat menjadi partner bisnisnya pada 1991. Nama Wilmar pun didapatkan dari akronim nama keduanya.
Luas lahan Wilmar pada awalnya ialah 7.100 hektar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, bisnis Wilmar makin meluas dan menjangkau beberapa negara di dunia. Saat Krisis Moneter 1997, Wilmar juga berhasil bertahan bahkan masih bisa memberikan tunjangan krisis sebesar 2,5% kepada karyawannya.