JAKARTA - Harga minyak dunia ditutup beragam pada pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga minyak mixed karena investor bertanya-tanya apakah pasokan minyak mentah akan meningkat dan apakah permintaan akan tertekan oleh lonjakan biaya energi baru-baru ini, dolar yang kuat dan meningkatnya kasus Covid-19.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari turun 12 sen atau 0,15%, menjadi menetap di USD82,05 per barel. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember bertambah 9 sen atau 0,1%, menjadi USD80,88 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Imbas Spekulasi The Fed
Pada awal perdagangan pasar minyak memperhitungkan spekulasi bahwa Pemerintahan Presiden Joe Biden dapat melawan harga tinggi dengan melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS, tetapi skeptisisme tentang pendekatan itu menyebabkan minyak mentah AS naik lebih tinggi, menurut John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
"Pasar tampaknya telah memperkirakan harga terlalu agresif sehingga rilis SPR akan terjadi," kata Kilduff.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia Tembus USD81,80/Barel di Oktober
Membebani harga minyak, dolar AS mencapai level tertinggi 16 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya karena investor khawatir tentang ekonomi global.
Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Pekan lalu perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu ketiga berturut-turut, didorong oleh kenaikan 65% harga minyak mentah AS sepanjang tahun ini.