Sekitar 14% akan digunakan untuk membiayai pembangunan gudang perseroan di atas tanah target, yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2022.
Sedangkan sisanya 61% akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.
Perseroan juga menegaskan bahwa apabila hasil IPO ini tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut, maka perseroan akan menggunakan pendanaan yang berasal dari internal kas perseroan dan/atau pembiayaan dari pihak perbankan dan/atau lembaga keuangan non-bank.
Menilik kinerja keuangan hingga 30 Juni 2021, penjualan perseroan mencapai Rp22,58 miliar, naik 7,88% daripada penjualan per Juni 2020 yang mencapai Rp20,93 miliar.
Kenaikan penjualan perseroan turut serta mendongkrak beban pokok penjualan yang mencapai Rp17,6 miliar, atau naik 10,3% dibandingkan beban pokok periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp15,9 miliar.
Sedangkan laba neto perseroan pada periode tersebut mencapai Rp363 juta, turun -48,6% dibandingkan periode yang saham tahun 2020. Total aset perseroan per 30 Juni 2021 meningkat sebesar Rp44,01 miliar, atau naik 103% dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar Rp21,6 miliar.
Total liabilitas juga naik 62,5% mencapai Rp12,8 miliar dibandingkan periode yang sama 2020 mencapai Rp7,9 miliar. Sementara total ekuitas perseoran juga menanjak 126,3% sebesar Rp31,1 miliar dibandingkan periode 2020 senilai Rp13,7 miliar.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)