JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) siap menggelar Forum Komunikasi Riset dan Inovasi (FKRI) pertama kali. Acara ini krusial karena memetakan kebutuhan riset dan pengembangan seluruh kementerian dan lembaga hingga tahun 2023.
Selain itu juga akan digelar FKRI untuk pelaku industri, startup, hingga Pemda di bulan Desember nanti. Dalam acara tersebut BRIN juga akan didampingi Kementerian Keuangan dan Bappenas yang akan menilai kebutuhan riset dan inovasi setiap kementerian dan lembaga.
FKRI 2021 ini digelar setelah beralihnya tugas, fungsi dan kewenangan pada unit kerja yang melaksanakan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan setiap K/ L menjadi tugas, fungsi dan kewenangan BRIN.
Baca Juga: RITECH EXPO 2021 Usung Tema Digital, Green, and Blue Economy
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, FKRI penting dalam menentukan arah riset dan inovasi Indonesia di masa yang akan datang. Ini akan jadi ajang tahunan untuk mengumpulkan kebutuhan riset dan inovasi dibutuhkan oleh K/ L, dan akan menjadi landasan perencanaan program di BRIN pada tahun anggaran berikutnya.
"FKRI tahun ini adalah yang pertama kalinya dilakukan pasca pembentukan BRIN pada April 2021, dan sangat penting untuk perencanaan program riset dan inovasi untuk mendukung K/ L pada tahun 2022,” ujar Handoko dalam webinar di Jakarta (19/11/2021).
Pada FKRI 2021 ini, lanjut Handoko, setiap K/ L akan menyampaikan kebutuhan riset dan inovasi yang diharapkan untuk dapat dilaksanakan oleh BRIN pada tahun 2022 dan 2023. Kebutuhan riset dan inovasi tersebut dibagi menjadi 2 jenis kebutuhan, yakni riset untuk solusi teknologi dan inovasi, dan riset untuk kebijakan.
Baca Juga: Empat Orang Raih Habibie Prize 2021, Berikut Daftarnya
“FKRI merupakan konsekuensi dari diintegrasikannya berbagai unit litbang K/ L ke dalam BRIN. Dengan integrasi kelembagaan ini BRIN, selain diamanatkan untuk memperbaiki ekosistem riset dan inovasi di tanah air, juga diharapkan membuat rekomendasi kebijakan berbasis bukti ilmiah sebagai dasar bagi K/ L menelurkan berbagai kebijakan berbasis sains di sektornya masing-masing,” lanjutnya.
Terdapat dua hal yang dinilai penting dalam penyampaian kebutuhan riset dan inovasi yakni, pertama, daftar isian, kebutuhan pelaksanaan riset dan inovasi dari setiap K/L dan kedua, hasil apa yang diharapkan dari pelaksanaan riset tersebut yang nantinya akan dapat dipergunakan/membantu K/L di masa mendatang.