Hasil itu membuat laba per saham dasar melambung menjadi USD0,2. Sedangkan di akhir September 2020 berada pada USD0,03. Sementara pendapatan perseroan naik 74,3% menjadi USD1,749 miliar. Pendapatan itu disumbang dari penjualan batu bara senilai USD1,745 miliar atau naik 74,84% secara tahunan.
Tapi pendapatan selain batu bara turun 17,55% menjadi USD3,833 juta. Kemudian aset perseroan tumbuh 15,44% menjadi USD1,869 miliar. Hal itu dipicu utang pajak penghasilan badan yang membengkak 677,7% menjadi USD140,95 juta. Bahkan, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mencapai USD843,87 juta, atau melonjak 200% dibandingkan kuartal III 2020, yang tercatat sebesar USD281,08 juta. Untuk diketahui, Dato Low Tuck Kwong menguasai sebanyak 55,16% porsi saham BYAN, PT Sumber Surya Prima mengempit 10%, Engki Wibowo punya 5,96% dan sisanya dikuasai masyarakat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)