Wall Street Anjlok, Investor Tinggalkan Saham akibat Konflik Rusia-Ukraina

Anggie Ariesta, Jurnalis
Jum'at 18 Februari 2022 07:19 WIB
Wall Street Melemah. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street menurun pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks S&P 500 menandai penurunan dengan persentase harian terbesar dalam dua minggu.

Hal ini terjadi karena investor beralih ke sektor defensif dan tempat berlindung yang aman seperti obligasi dan emas karena ketegangan geopolitik antara Washington dan Rusia.

Dow Jones Industrial Average turun 622,24 poin atau 1,78% menjadi 34.312,03. S&P 500 kehilangan 94,75 poin atau 2,12% menjadi 4.380,26 dan Nasdaq Composite turun 407,38 poin atau 2,88% menjadi 13.716,72.

Baca Juga: Wall Street Turun Tajam, Investor Pantau Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed

Penurunan Dow adalah persentase harian terbesar sejak 30 November. Sedangkan penurunan Nasdaq adalah persentase penurunan terbesar sejak 3 Februari.

Investor saham khawatir setelah pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Moskow saling tembak di Ukraina Timur. Kemudian, Presiden AS Joe Biden mengatakan indikasi bahwa Rusia berencana menyerang dalam beberapa hari ke depan dan sedang mempersiapkan dalih untuk membenarkannya.

Baca Juga: Wall Street Meroket Ditopang Kenaikan Saham Teknologi

Rusia pun menuduh Biden memicu ketegangan dan merilis surat dengan kata-kata keras yang mengatakan Washington mengabaikan tuntutan keamanannya dan mengancam "langkah-langkah teknis-militer" yang tidak ditentukan.

Di Wall Street, sektor teknologi berorientasi pertumbuhan dan layanan komunikasi termasuk yang paling terpukul. Finansial juga menurun karena imbal hasil Treasury AS bergerak lebih rendah.

Perkembangan konflik Ukraina menambah ketidakpastian tentang jalur pengetatan rencana Federal Reserve untuk memerangi inflasi.

"Ada banyak kegelisahan di luar sana dan saat kami mendekati akhir pekan, tidak ada yang diselesaikan antara Rusia dan Ukraina," kata Direktur Pelaksana, Perdagangan Ekuitas Wedbush Securities, Michael James, dilansir dari Reuters, Jumat (18/2/2022).

"Pelemahan yang berkelanjutan, terutama pada nama-nama pertumbuhan, merupakan indikasi dari peningkatan kegugupan dan penjual terus membanjiri pembeli di hampir setiap saham," lanjutnya.

Sektor utilitas defensif dan kebutuhan pokok konsumen adalah satu-satunya yang menguat di Wall Street, dengan bahan pokok mendapat dorongan dari lonjakan 4,01% di Walmart setelah membukukan rekor penjualan liburan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya